Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Usaha Agribisnis: Pengaruh Generasi Muda Terhadap Kemajuan Sektor Usaha Agribisnis

pengaruh generasi muda terhadap kemajuan sektor usaha agribisnis

Usaha agribisnis memiliki peranan yang signifikan dalam tatanan perekonomian, namun sayangnya para generasi muda sepertinya kurang tertarik untuk terjun di bidang usaha ini.

Jika berbicara mengenai potensi, sebenarnya usaha agribisnis termasuk jenis usaha dengan potensi yang sangat bagus. Namun mengapa kaum generasi muda enggan menjadi pengusaha dibidang agribisnis tersebut?

Pengaruh generasi muda terhadap kemajuan sektor usaha agribisnis

Usaha agribisnis mencakup berbagai jenis usaha yang berkaitan dengan produksi dan pemasaran produk pertanian. Usaha agribisnis sendiri terdiri dari berbagai sektor usaha, yang memiliki peran strategis dalam tatanan perekonomian.

Beberapa jenis sektor usaha di bidang agribisnis antara lain meliputi:

1. Budidaya tanaman pangan

Usaha ini mencakup produksi bahan pangan seperti padi, jagung, kedelai, gandum, dan lain sebagainya. Potensi usaha ini cukup besar karena kebutuhan masyarakat terhadap bahan pangan selalu meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk.

2. Peternakan

Usaha peternakan meliputi produksi daging, susu, telur, dan produk olahan lainnya. Potensi usaha ini juga cukup besar karena permintaan masyarakat akan protein hewani juga semakin meningkat.

3. Perikanan

Usaha perikanan meliputi produksi ikan, udang, kepiting, dan produk olahan lainnya. Potensi usaha ini cukup besar karena Indonesia merupakan negara maritim yang kaya dengan sumber daya ikan dan laut.

4. Penyediaan sarana dan prasarana pertanian

Usaha ini mencakup penyediaan alat dan mesin pertanian, bibit, pupuk, pestisida, dan lain-lain. Potensi usaha ini cukup besar karena pertanian membutuhkan peralatan yang cukup mahal dan perlu diperbarui secara berkala.

5. Agroindustri

Usaha ini mencakup produksi olahan makanan dan minuman dari bahan baku pertanian seperti tepung, susu, kopi, dan lain sebagainya. Potensi usaha ini cukup besar karena produk olahan pertanian memiliki nilai tambah yang cukup tinggi.

Usaha agribisnis butuh modernisasi

Jenis usaha agribisnis yang potensial tersebut saat masih terkendala dengan teknik pengolahannya yang terbilang kurang dapat beradaptasi dengan kemajuan jaman.

Selama ini usaha agribisnis selalu dikaitkan dengan sistem konvensional dan dianggap ketinggalan jaman. Mulai dari teknik pengelolaannya, sistem pemasarannya, hingga peralatan pendukungnya masih dilakukan secara manual.

Kondisi ini tak lepas karena para pelaku usaha agribisnis umumnya dikerjakan oleh para generasi tua yang salah satunya kurang dalam hal pengetahuan teknologi.

Bukan soal perkara generasi tua yang tidak mampu memajukan usaha agribisnis, namun umumnya mereka cenderung tidak mau repot dan ambil pusing untuk mempelajari hal baru.

Misalnya saja dalam mengolah lahan pertanian umumnya para generasi tua melakukannya dengan mencangkul. Lalu ketika diperkenalkan traktor, mereka menganggap itu lebih rumit, dan kurang nyaman.

Mereka berpendapat daripada waktu habis hanya untuk belajar mengoperasikan traktor lebih baik lakukan saja seperti biasanya dengan cara dicangkul.

Statement diatas hanyalah contoh kecilnya saja, masih banyak problem yang selama ini menjadi kendala dalam memajukan bidang agribisnis di tanah air.

Peranan generasi muda dalam sektor usaha agribisnis

Generasi muda dapat memberikan pengaruh positif yang besar terhadap kemajuan sektor usaha agribisnis karena mereka adalah generasi yang paling mampu beradaptasi dengan perubahan dan inovasi teknologi. 

Berikut adalah beberapa pengaruh yang dapat diberikan oleh generasi muda terhadap kemajuan sektor usaha agribisnis:

1. Mampu beradaptasi dengan teknologi canggih

Generasi muda terbiasa dengan penggunaan teknologi canggih, sehingga mereka mampu mengaplikasikan teknologi tersebut dalam usaha pertanian dan agribisnis. 

Dengan teknologi canggih, usaha agribisnis dapat dilakukan secara lebih efisien dan efektif sehingga hasil panen akan meningkat.

2. Melakukan inovasi produk pertanian

Generasi muda mempunyai potensi untuk mengembangkan produk pertanian yang inovatif dan kreatif, sehingga dapat meningkatkan daya saing produk pertanian. 

Selain itu, produk yang berhasil dikembangkan mampu mencukupi kebutuhan agribisnis dalam negeri tanpa harus mengimpor dari negara lain. 

3. Mampu memerluas jaringan pasar

Kemampuan generasi muda dalam mengakses dunia luas dapat memicu pasar semakin terbuka luas melalui penggunaan teknologi dan inovasi dalam pemasaran. 

Misalnya dengan memanfaatkan media sosial dan platform digital lainnya, generasi muda dapat memperkenalkan produk pertanian.

4. Membantu mengatasi krisis pangan

Dengan jumlah penduduk yang semakin bertambah, generasi muda dapat membantu mengatasi krisis pangan dengan mengembangkan metode pertanian efektif .

Mereka juga dapat mengembangkan sistem distribusi yang lebih efisien sehingga produk pertanian dapat menjangkau pasar yang luas.

Mengapa hanya genersi muda yang bisa memajukan sektor usaha agribisnis?

Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa anak-anak muda jaman sekarang adalah yang paling mengenal dunia teknologi. Kehidupan mereka sudah akrab dengan berbagai fasilitas modern.

Hanya ditangan generasi muda lah kita dapat menaruh harapan besar ini. Pola pikir yang kekinian sangat dibutuhkan sebagai upaya modernisasi bidang agribisnis.

Seperti kita lihat sekarang, pengelolaan sektor usaha agribisnis sangat berbeda sekali dengan beberapa puluh tahun silam. Yang dulunya dilakukan secara manual sekarang semua serba canggih.

Jika kita lihat secara global, sebenarnya yang mengalami kemunduran bidang agribisnis hanya terjadi di negara-negara berkembang seperti Indonesia.

Sedangkan di belahan dunia lain, yaitu di wilayah yang termasuk dalam kategori negara maju sektor usaha agribinis menjadi jenis usaha yang bergengsi.

penerapan teknologi dibidang pertanian modern

Membandingkan usaha agribisnis di Indonesia dengan Negara maju

Jika kita melihat potensi sumber daya alamnya, Indonesia menang segala-galanya. Namun sayangnya SDA yang berpotensi ini kurang dapat dimanfaatkan dengan optimal.

Kita bandingkan saja dengan negara Jepang, Negara tersebut bukn hanya dikenal sebagai negara industri dan teknologi raksasa. Namun dari sektor usaha agribisnisnya juga maju pesat.

Padahal jika menilik dari wilayahnya, Jepang bukan beriklim tropis dan sering terjadi bencana alam, Tentunya kondisi tersebut kurang bagus untuk usaha agribisnis.

Namun kenyataannya berbagai usaha di sektor agribisnisnya, Jepang mampu bersaing di pasar gobal. Apakah anda tahu alasannya? Ilmu pengetahuan dan teknologi adalah jawabannya.

Memang benar Indonesia adalah pusatnya agribisnis, Indonesia merupakan pemasok komoditi agrikultur ke Jepang. Namun apakah anda paham bahwa sebagian besar peralatan yang digunakan adalah produk Jepang?

Sebagai gambaran saja dari sektor pertanian mereka memang tidak memiliki basis lahan yang mampu untuk ditanami, namun mereka masih bisa menjual traktor sebagai bagian dari sektor pertanian.

Agribisnis itu luas, bukan sekedar hasil pertanian dan peternakan saja namun termasuk sarana-prasarana, peralatan penunjangnya juga bagian dari usaha agribisnis.

Kita tidak mampu mencukupi prasarana modern yang menunjang pertanian dan peternakan tanah air. Namun bukan ini masalahnya, jika memang fokus kita dibidang hasil pertanian maka kita juga harus maksimal dalam mengelolaanya.

Sehingga kita mampu bersaing di kancah global sebagai penghasil agrikultur dengan memanfaatkan teknologi terkini.

Alasan generasi muda kita kurang tertarik menggeluti dunia usaha agribisnis

Namun sayangnya, usaha di bidang agribisnis ini kurang diminati oleh para generasi muda. Padahal, SDM yang dimiliki oleh generasi muda adalah satu-satunya yang bisa diharapkan dapat memajukan sektor usaha agribisnis ini.

Berikut ini beberapa alasan para generasi muda kita kurang tertarik menggeluti usaha agribisnis:

1. Terkesan kurang modern dan kurang menarik

Banyak generasi muda yang lebih tertarik pada industri kreatif atau teknologi, karena terkesan lebih modern dan menarik dibandingkan dengan dunia pertanian dan agribisnis.

Pandangan seperti itu sebenarnya tergantung oleh siapa usaha agribisnis itu dijalankan. Artinya jika memang terkesan kurang modern dan menginginkan modernisasi, maka generasi muda yang harus memulainya.

2. Kurang diminati sebagai mata pelajaran

Di banyak negara, kurikulum pendidikan tidak memberikan perhatian yang cukup pada pertanian dan agribisnis sebagai mata pelajaran, sehingga kurang menarik bagi generasi muda untuk mempelajarinya.

Untuk kondisi ini membutuhkan peran aktif para generasi tua dalam mempopulerkan usaha agribisnis pada anak-anak sejak di bangku sekolahan.

Kebijakan pemerintah dalam hal mengatur kurikulum juga sangat dibutuhkan agar anak sejak masih sekolah sudah dibekali ilmu agribisnis sehingga nantinya memiliki ketertarikan di bidang usaha agribisnis.

Memang pada dasarnya banyak sekolah-sekolah dan perguruan tinggi yang khusus mempelajari ilmu agribisnis. Namun sepertinya kurangnya pemahaman dasar menjadikan anak-anak kurang tertarik untuk masuk ke sekolah dan perguruan tinggi tersebut.

3. Lebih sulit untuk memulai

Memulai usaha agribisnis memerlukan modal awal yang besar dan proses yang lebih panjang untuk mengembangkan produk atau bisnis. 

Generasi muda mungkin menganggap hal ini lebih sulit daripada memulai bisnis di bidang lain yang lebih mudah diakses.

Kecenderungan takut untuk memulai hal baru adalah bagian dari ketidakmampuan kita untuk keluar dari zona nyaman. Sebenarnya semua usaha tidak ada yang sulit jika dilakukan dengan tekun.

4. Ketergantungan pada teknologi

Generasi muda saat ini lebih cenderung bergantung pada teknologi daripada cara-cara tradisional dalam memproduksi hasil pertanian dan menjalankan usaha agribisnis. 

Hal ini mungkin membuat mereka merasa agak enggan untuk mempelajari teknik-teknik pertanian yang lebih tradisional.

Padahal generasi muda tidak diwajibkan untuk melakukan teknik kuno. Yang harusnya dilakukan adalah melakukan modernisasi. Jika memang teknologi lebih bermanfaat dan berpeluang, maka gunakanlah untuk memajukan sektor agribisnis.

5. Ketidakpastian masa depan

Agribisnis terkadang lebih dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal seperti perubahan cuaca atau masalah kesehatan tanaman dan hewan. 

Hal ini dapat menimbulkan ketidakpastian dalam hasil panen dan penghasilan yang diperoleh, yang dapat membuat generasi muda kurang tertarik untuk terjun ke dunia usaha agribisnis.

Seharusnya hal tersebut tidak menjadi alasan dan kendala jika generasi muda mau memadukan kemajuan teknologi dalam menjalankan usaha agribisnis.

Posting Komentar untuk "Usaha Agribisnis: Pengaruh Generasi Muda Terhadap Kemajuan Sektor Usaha Agribisnis "